PT Beurer Indonesia Technology - Emergency Response Training
Program pelatihan Emergency Response selama 3 hari yang mencakup Pertolongan Pertama (P3K) dan Pemadaman Kebakaran (DAMKAR) untuk meningkatkan kesiapsiagaan pegawai PT Beurer Indonesia Technology dalam menghadapi kondisi darurat di area produksi dan gudang. Pelatihan ini dirancang berbasis risiko operasional perusahaan elektronik sehingga peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu merespons dengan cepat, aman, dan terukur. Setelah pelatihan, terjadi peningkatan signifikan pada kemampuan tim internal untuk menangani insiden awal dan mengurangi potensi kerusakan & cedera sebelum bantuan eksternal tiba.
The Challenge
PT Beurer Indonesia Technology menghadapi beberapa kebutuhan kritis terkait keselamatan:
- • Risiko luka bakar, cedera tangan, dan kelelahan fisik pada lini produksi.
- • Potensi kebakaran akibat korsleting listrik, malfungsi mesin, serta bahan mudah terbakar di area penyimpanan.
- • Minimnya personel terlatih sebagai first responder yang mampu bertindak cepat sebelum tim profesional datang.
- • SOP tanggap darurat yang sudah ada, tetapi belum dipahami secara merata oleh seluruh departemen.
Perusahaan membutuhkan pelatihan terstruktur untuk membangun budaya keselamatan dan meningkatkan respons awal terhadap insiden.
Our Solution
Program pelatihan 3 hari disusun komprehensif dengan pendekatan teori–praktik, meliputi:
- • Day 1 – P3K (First Aid): Penilaian kondisi korban (primary & secondary survey), penanganan pendarahan, shock, patah tulang, dan luka bakar, teknik CPR & penggunaan AED, simulasi evakuasi korban dalam situasi pabrik.
- • Day 2 – Fire Safety & Prevention: Identifikasi potensi kebakaran di area produksi dan gudang, pengenalan kelas-kelas api dan jenis APAR yang tepat, prosedur pemutusan sumber listrik & pencegahan kebakaran ulang, latihan memegang, mengarahkan, dan menggunakan APAR dengan benar.
- • Day 3 – Full Emergency Drill: Simulasi kebakaran terkendali di area luar gedung, latihan evakuasi massal (emergency evacuation route), penanganan korban di titik kumpul, evaluasi respons dan briefing perbaikan (hot debrief).
Peserta dinyatakan mampu menjadi first responder melalui penerbitan sertifikat internal dan perusahaan memiliki tim tanggap darurat internal yang jauh lebih siap dan terstandarisasi.